Kendari – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat terjadi inflasi year on year (y-on-y) sebesar 3,68 persen pada bulan September 2025, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 110,03.
Kepala BPS Sultra, Andi Kurniawan, menjelaskan bahwa disparitas inflasi antara dua kota di Sultra cukup signifikan. Kota Baubau tercatat mengalami inflasi y-on-y tertinggi, yaitu sebesar 4,84 persen dengan IHK 111,44.
Sementara itu, inflasi terendah tercatat di Kota Kendari dengan angka 2,99 persen dan IHK 109,02.
Inflasi y-on-y ini didorong oleh kenaikan harga di mayoritas kelompok pengeluaran. Kenaikan harga tertinggi terjadi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang melonjak sebesar 7,80 persen, diikuti oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 7,55 persen.
Kelompok pengeluaran lain yang juga mengalami kenaikan signifikan antara lain, Kelompok pendidikan (4,28 persen), Kelompok kesehatan (2,59 persen), Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran (2,19 persen), dan Kelompok transportasi (1,08 persen).
Di sisi lain, terdapat dua kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi y-on-y, yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,91 persen, serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,05 persen.
Selain inflasi tahunan, BPS juga mencatat bahwa Provinsi Sulawesi Tenggara mengalami deflasi month to month (m-to-m) sebesar 0,26 persen pada September 2025.
Namun, secara akumulatif dari awal tahun, Sultra mencatatkan inflasi year to date (y-to-d) sebesar 3,26 persen.
Editor : Agus Setiawan
